Loading...

Jadi Narasumber Program Pemberdayaan Kelompok Rentan, Kaprodi S2 MBS Dukung Usaha Mikro

Diterbitkan pada
9 Desember 2024 07:00 WIB

Baca

 

PascasarjanaNews– Program pendampingan psikososial dan pemberdayaan ekonomi kerjasama PWA Jawa Tengah, LBH Jawa Tengah dan Program Studi S2 MBS Pascasarjana UIN Surakarta kembali digelar, kali ini bertempat di SD Muhammadiyah Al-Bayyin Pedan, Klaten. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian kelompok rentan di Jawa Tengah melalui pengembangan usaha mikro berbasis potensi lokal. Prof. Dr. Fitri Wulandari, S.E., M.Si., Kaprodi S2 MBS, hadir sebagai narasumber utama dalam program ini.

Program ini berfokus pada penciptaan inklusi ekonomi dengan memberikan pelatihan, pendampingan, dan akses kepada sumber daya yang diperlukan. Usaha mikro seperti produksi kerajinan, kuliner tradisional, dan jasa berbasis komunitas dipilih karena dinilai memiliki potensi keberlanjutan yang tinggi.

Menurut Prof. Fitri, program ini dirancang untuk menggali potensi lokal dan memberikan pelatihan yang relevan agar kelompok rentan dapat memulai usaha mikro yang berdaya saing. “Kami ingin menciptakan peluang ekonomi yang inklusif, di mana setiap individu memiliki akses yang sama untuk berkembang,” ujarnya.

Dalam sesinya, Prof. Fitri menjelaskan pentingnya bussiness plan sebagai panduan dalam menjalankan usaha mikro. Beberapa poin yang disampaikan meliputi:

  • Identifikasi potensi lokal: Mengembangkan produk khas daerah seperti kerajinan dan pangan lokal.
  • Target pasar: Mengarahkan pemasaran ke segmen lokal, nasional, dan internasional dengan strategi digital.
  • Rencana produksi: Memulai produksi skala kecil dengan bahan baku lokal, kemudian bertahap meningkatkan kapasitas.
  • Rencana pemasaran: Memanfaatkan media sosial, kolaborasi influencer, dan pameran usaha.
  • Rencana keuangan: Menyusun anggaran yang mencakup modal awal, biaya produksi, dan proyeksi pendapatan, serta memastikan transparansi dengan laporan keuangan yang baik.

Dengan pendekatan yang terintegrasi, usaha mikro dapat menjadi alat efektif untuk meningkatkan taraf hidup kelompok rentan sekaligus memperkuat ekonomi lokal. Program berkelanjutan yang mencakup pelatihan, pendampingan, dan akses pasar diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi peserta.

Prof. Fitri menegaskan pentingnya dukungan dari pemerintah dan lembaga mitra dalam memperkuat keberlanjutan program ini. “Kolaborasi yang solid akan memastikan usaha mikro berkembang dan memberikan dampak positif bagi komunitas,” tutupnya. (pasca)